Senin, 09 September 2013
Tips Meningkatkan Minat Membaca
1. Bangun Motivasi
Bangun motivasi anda untuk membaca, kenapa anda harus membaca? tanamkan rasa ingin tahu yang besar dalam diri anda, dan dengan membaca adalah salah satu cara untuk mengetahui segala hasrat keingintahuan anda. Selain itu tanamkan dalam pikiran anda bahwa membaca itu ‘keren’, lihat bagaimana para bule berjalan-jalan sambil menenteng buku, dan coba bayangkan persepsi orang terhadap anda ketika anda duduk sendiri sambil menunggu bus sambil mengisinya dengan membaca buku, orang akan berpikir ‘anda orang terpelajar/ pintar’.
2. Ubah Paradigma
Mulai rubah prasangka anda terhadap buku ’halamannya terlalu tebal’, ’jenis bacaannya membosankan’, ‘jika membaca buku bikin ngantuk ’. Buku ada banyak macamnya, begitupula genrenya, mulailah anda membaca buku berdasarkan jenis yang anda minati, seperti novel, buku sejarah, biografi, motivasi, dsb. Ketika melihat buku dengan halaman yang tebal, jangan dulu anda berprasangka “buku yang membosankan/ jenis bacaannya berat”, bisa saja ternyata buku tebal tersebut adalah ‘yellow pages’ atau ensiklopedia, dan untuk jenis buku ensiklopedia atau direktori memang bukan buku yang diperuntukan untuk dibaca seksama seperti membaca novel atau yang lainnya..
3. Cari Tahu
Ada pepatah ‘tak kenal maka tak sayang’, begitupun buku, jika anda tidak tahu ingin membaca apa atau apakah buku yang akan anda baca menarik, anda bisa terlebih dahulu mencari tahu referensi (rujukan) atau resensi (ulasan buku) yang hendak anda baca. Memperoleh info mengenai buku yang akan and abaca bisa didapat dari: catalog buku, resensi buku di internet, resensi buku di majalah/ Koran, atau bertanya pada teman atau orang yang telah membaca/mengetahui isi buku yang anda inginkan. Bisa juga anda bersikap inisiatif dengan bertanya pada petugas perpustakaan mengenai buku terbaru atau jenis buku yang menarik untuk dibaca.
4. Luangkan Waktu
Jika anda sudah memilih buku apa yang akan anda baca, maka luangkanlah waktu untuk membacanya. Anda bisa memanfaatkan waktu luang anda untuk membaca, ketika menunggu teman, ketika dalam perjalanan pulang di kendaraan umum, atau anda sengaja meluangkan waktu anda untuk membaca. Intinya, tidak akan ada peluang jika memang anda tidak menciptakan/ meluangkan peluang untuk memperkaya khasanah informasi anda..
PENYEBAB RENDAHNYA MINAT BACA DI INDONESIA
Sering dikatakan bahwa buku adalah jendela dunia, buku adalah media pembelajaran sebagai bukti peradaban suatu bangsa. Lalu apa sebenarnya esensi dari makna tersebut? Mengapa di Indonesia minat baca masih sangat rendah? Inilah beberapa alasannya dan bagaimana cara kita untuk bisa merubah statement akan rendahnya minat baca bangsa Indonesia.
1. Warisan Budaya Membaca
Percaya atau tidak, minat baca seseorang sangat dipengaruhi factor genetik, orangtua yang gemar membaca biasanya akan menghasilkan keturunan yang juga gemar membaca. Hal ini karena adanya faktor pembiasaan (habitual) dari orang tua kepada anaknya, juga faktor lingkungan akan membentuk pribadi seseorang untuk akrab dengan buku dan gemar membaca.
2. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran di Indonesia sejauh ini masih melulu membahas perihal kebijakan, aturan, perencanaan, dan belum optimal pada implemetasi dan realisasi. Dalam buku Suherman (2010; ) “Perbedaan yang mencolok antara Indonesia dengan Jepang adalah dari budaya membaca”.
Menurut survey International Education Achievements (IEA) tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke 29 dari 31 negara dengan tingkat membaca yang tinggi.
Disebagian besar negara maju, Pemerintah turut andil dalam meningkatkan minat baca. Peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari pesatnya ilmu pengetahuan dan hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran yang didalamnya memuat kegiatan membaca. Sebagai contoh, di negara Jerman, Perancis, dan Belanda, pemerintahnya mewajibkan siswanya untuk membaca sekitar 23-32 judul buku sampai dengan usia sekolah berakhir, sedangkan di Jepang 15 judul, negara tetangga Malaysia dan Singapura 9 judul, bahkan negara Thailand saja yang sama-sama berstatus negara berkembang seperti Indonesia, mewajibkan siswanya untuk membaca minimal 5 judul buku. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Akankah kita mengikuti langkah mereka untuk mencerdaskan bangsanya?
3. Teknologi dan Hiburan
Banyak orang yang tidak peka pada efek negative perkembangan teknologi. Negara maju berlomba-lomba menciptakan inovasi teknologi dan hiburan, sedangkan kita hanya berperan sebagai pemakai saja (user). Malah yang lebih parahnya ketika teknologi, seperti video games, telepon pintar (smart phone), interet hanya dipakai sebagai sarana rekreasi semata tanpa diimbangi dengan pengembangan kualitas diri.
Saat ini semakin jelas terlihat, anak-anak muda lebih senang menghabiskan waktunya untuk bermain games, berjalan-jalan (hangout) di Mall, dari pada membuka buku untuk membaca, atau surfing di media Internet untuk membaca beragam artikel ataupun informasi lainnya.
Modern nya jaman tidak berbanding linear dengan manusianya, hanya mereka yang mampu bertahan (survive), mencipta (inovative), dan kreatif yang bisa dikatakan sebagai manusia modern. Sedangkan mereka yang hanya bisa menikmati dan terlena pada pesatnya perkembangan teknologi, itulah yang disebut ‘korban teknologi’
4. Terbatasnya Media dan Akses Baca
Media baca salah satunya berhubungan dengan buku ataupun new media seperti Internet yang di dalamnya berisi beragam informasi yang dapat dibaca oleh pembaca. Di Indonesia kesadaran untuk memiliki/ meluangkan sebagian uangnya untuk membeli buku, merupakan suatu yang langka, begitu pula dengan kepemilikan akses internet, tidak semua orang memilikinya. Namun demikian ada beragam cara untuk dapat mengakses informasi melalui buku, bisa dengan cara membaca buku di toko buku, perpustakaan, taman bacaan, atau penjual buku bekas.
Terbatasnya media dan akses baca dipengaruhi oleh beragam faktor salah satunya adalah faktor ekonomi. Rendahnya kemampuan ekonomi rakyat membuatnya sulit untuk menyisihkan uangnya untuk membeli buku. Selain itu juga masih sedikit pihak yang peduli pada perkembangan perpustakaan, bahkan seringkali perpustakaan sekolah belum mendapat prioritas utama, ditempatkan di tempat terpencil, dengan suasana ruangan yang tidak menarik dan koleksi buku yang terbatas. Dengan demikian tentu saja minat baca di kalangan siswa menjadi sangat minim.
5. Malas
Allah SWT tidak mendiskriminasikan umatnya dengan adanya manusia yang pintar dan bodoh, hal itu terjadi karena ulah manusia sendiri, karena adanya sifat malas yang merajalela yang menyebabkan kualitas diri seseorang berbeda satu sama lain.
Di negara maju, masyarakat lebih senang memanfaatkan waktu luangnya saat santai, menunggu, berdiam diri, dengan membaca. Menjadi suatu pemandangan yang lumrah jika di dalam kereta, taman, halte, dsb banyak terlihat orang-orang yang asyik dengan aktfitas membacanya masing-masing. Masyarakat di negara maju telah memiliki kesadaran intrinsik untuk membaca, mereka membaca karena butuh sama seperti halnya makan sebagai kebutuhan primer untuk pencernaan, maka membaca juga sebagai kebutuhan primer untuk rohani/ jiwanya.
1. Warisan Budaya Membaca
Percaya atau tidak, minat baca seseorang sangat dipengaruhi factor genetik, orangtua yang gemar membaca biasanya akan menghasilkan keturunan yang juga gemar membaca. Hal ini karena adanya faktor pembiasaan (habitual) dari orang tua kepada anaknya, juga faktor lingkungan akan membentuk pribadi seseorang untuk akrab dengan buku dan gemar membaca.
2. Sistem Pembelajaran
Sistem pembelajaran di Indonesia sejauh ini masih melulu membahas perihal kebijakan, aturan, perencanaan, dan belum optimal pada implemetasi dan realisasi. Dalam buku Suherman (2010; ) “Perbedaan yang mencolok antara Indonesia dengan Jepang adalah dari budaya membaca”.
Menurut survey International Education Achievements (IEA) tahun 2009, Indonesia menempati peringkat ke 29 dari 31 negara dengan tingkat membaca yang tinggi.
Disebagian besar negara maju, Pemerintah turut andil dalam meningkatkan minat baca. Peradaban suatu bangsa dapat dilihat dari pesatnya ilmu pengetahuan dan hal ini berkaitan dengan proses pembelajaran yang didalamnya memuat kegiatan membaca. Sebagai contoh, di negara Jerman, Perancis, dan Belanda, pemerintahnya mewajibkan siswanya untuk membaca sekitar 23-32 judul buku sampai dengan usia sekolah berakhir, sedangkan di Jepang 15 judul, negara tetangga Malaysia dan Singapura 9 judul, bahkan negara Thailand saja yang sama-sama berstatus negara berkembang seperti Indonesia, mewajibkan siswanya untuk membaca minimal 5 judul buku. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Akankah kita mengikuti langkah mereka untuk mencerdaskan bangsanya?
3. Teknologi dan Hiburan
Banyak orang yang tidak peka pada efek negative perkembangan teknologi. Negara maju berlomba-lomba menciptakan inovasi teknologi dan hiburan, sedangkan kita hanya berperan sebagai pemakai saja (user). Malah yang lebih parahnya ketika teknologi, seperti video games, telepon pintar (smart phone), interet hanya dipakai sebagai sarana rekreasi semata tanpa diimbangi dengan pengembangan kualitas diri.
Saat ini semakin jelas terlihat, anak-anak muda lebih senang menghabiskan waktunya untuk bermain games, berjalan-jalan (hangout) di Mall, dari pada membuka buku untuk membaca, atau surfing di media Internet untuk membaca beragam artikel ataupun informasi lainnya.
Modern nya jaman tidak berbanding linear dengan manusianya, hanya mereka yang mampu bertahan (survive), mencipta (inovative), dan kreatif yang bisa dikatakan sebagai manusia modern. Sedangkan mereka yang hanya bisa menikmati dan terlena pada pesatnya perkembangan teknologi, itulah yang disebut ‘korban teknologi’
4. Terbatasnya Media dan Akses Baca
Media baca salah satunya berhubungan dengan buku ataupun new media seperti Internet yang di dalamnya berisi beragam informasi yang dapat dibaca oleh pembaca. Di Indonesia kesadaran untuk memiliki/ meluangkan sebagian uangnya untuk membeli buku, merupakan suatu yang langka, begitu pula dengan kepemilikan akses internet, tidak semua orang memilikinya. Namun demikian ada beragam cara untuk dapat mengakses informasi melalui buku, bisa dengan cara membaca buku di toko buku, perpustakaan, taman bacaan, atau penjual buku bekas.
Terbatasnya media dan akses baca dipengaruhi oleh beragam faktor salah satunya adalah faktor ekonomi. Rendahnya kemampuan ekonomi rakyat membuatnya sulit untuk menyisihkan uangnya untuk membeli buku. Selain itu juga masih sedikit pihak yang peduli pada perkembangan perpustakaan, bahkan seringkali perpustakaan sekolah belum mendapat prioritas utama, ditempatkan di tempat terpencil, dengan suasana ruangan yang tidak menarik dan koleksi buku yang terbatas. Dengan demikian tentu saja minat baca di kalangan siswa menjadi sangat minim.
5. Malas
Allah SWT tidak mendiskriminasikan umatnya dengan adanya manusia yang pintar dan bodoh, hal itu terjadi karena ulah manusia sendiri, karena adanya sifat malas yang merajalela yang menyebabkan kualitas diri seseorang berbeda satu sama lain.
Di negara maju, masyarakat lebih senang memanfaatkan waktu luangnya saat santai, menunggu, berdiam diri, dengan membaca. Menjadi suatu pemandangan yang lumrah jika di dalam kereta, taman, halte, dsb banyak terlihat orang-orang yang asyik dengan aktfitas membacanya masing-masing. Masyarakat di negara maju telah memiliki kesadaran intrinsik untuk membaca, mereka membaca karena butuh sama seperti halnya makan sebagai kebutuhan primer untuk pencernaan, maka membaca juga sebagai kebutuhan primer untuk rohani/ jiwanya.
Rabu, 04 September 2013
Pentingnya Menjaga Lisan
Pepatah mengatakan:
Bahkan dalam ajaran Islam pun hal tersebut diatur cukup jelas baik dalam Al-Qur'an ataupun As Sunnah. Seperti yang tercantum dalam QS Qaf:18 yang berarti:
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir"
Juga dalam firman Allah yang lain;
“ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Al-Ahzab: 70)
Pentingnya menjaga lisanpun tersirat dalam kehidupan sehari-hari kita dalam perkara saling mengingatkan/ menasehati dalam kebaikan. Ternyata saling menasehatipun ada adab-adab yang harus diperhatikan agar niat baik kita untuk saling menasehati tidak menjadi bumerang yang malah menyakiti perasaan orang yang hendak kita beri nasehat.
Berikut adab dalam menasehati seseorang:
"Engkau menutupi aibku dalam kesendirianku, jauhkan aku dari menasehati di depan orang banyak, sesungguhnya nasehat di sekeliling manusia itu perkara, yang termasuk celaan yang tidak aku suka untuk mendengarnya"
Saya kembali mengutip dari buku La Tahzan :
Sedangkan posisi orang yang terdzalimi Allah jamin atas terkabulnya doa, seperti dalam Hadist berikut ini;
" takutlah pada Allah atas doa orang yang teraniaya karena tidak ada tirai pemisah antara doanya dengan Allah " (HR Bukhari&Muslim)
Karena itu dalam melakukan suatu perbuatan baik, marilah kita awali dengan niat yang baik pula juga dengan aturan dan tatacara yang terbaik. Hal ini agar maksud baik kita dapat dengan mudah diterima oleh orang lain dan maksud kitapun akan tercapai.
" Mulutmu harimau mu"Pepatah tersebut sangat sarat akan makna, dimana manusia dianjurkan untuk menjaga lisan/ perkataannya, karena sakitnya hati yang terluka karena ucapan tidak sama seperti sakitnya kaki yang tertusuk duri.
Bahkan dalam ajaran Islam pun hal tersebut diatur cukup jelas baik dalam Al-Qur'an ataupun As Sunnah. Seperti yang tercantum dalam QS Qaf:18 yang berarti:
"Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan di dekatnya ada malaikat pengawas yang selalu hadir"
Juga dalam firman Allah yang lain;
“ Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Al-Ahzab: 70)
Pentingnya menjaga lisanpun tersirat dalam kehidupan sehari-hari kita dalam perkara saling mengingatkan/ menasehati dalam kebaikan. Ternyata saling menasehatipun ada adab-adab yang harus diperhatikan agar niat baik kita untuk saling menasehati tidak menjadi bumerang yang malah menyakiti perasaan orang yang hendak kita beri nasehat.
Berikut adab dalam menasehati seseorang:
- Tidak menasehati di depan umum
"Engkau menutupi aibku dalam kesendirianku, jauhkan aku dari menasehati di depan orang banyak, sesungguhnya nasehat di sekeliling manusia itu perkara, yang termasuk celaan yang tidak aku suka untuk mendengarnya"
- Niat yang tulus untuk menasehati bukan menjatuhkan
Saya kembali mengutip dari buku La Tahzan :
" Janganlah sekali-kali menganiaya apabila engkau berkuasa, karena perbuatan aniaya akibatya pada penyesalan, kedua matamu tidur sedangkan orang yang teraniaya terjaga, Ia mendoakanmu sedangkan Zat Allah tidak pernah tidur "
- Melakukan crosscheck sebelum menasehati/ menegur
Sedangkan posisi orang yang terdzalimi Allah jamin atas terkabulnya doa, seperti dalam Hadist berikut ini;
" takutlah pada Allah atas doa orang yang teraniaya karena tidak ada tirai pemisah antara doanya dengan Allah " (HR Bukhari&Muslim)
Karena itu dalam melakukan suatu perbuatan baik, marilah kita awali dengan niat yang baik pula juga dengan aturan dan tatacara yang terbaik. Hal ini agar maksud baik kita dapat dengan mudah diterima oleh orang lain dan maksud kitapun akan tercapai.
Simple Perfect Tense
Definition
A tense of
verbs used in describing action that has been completed (sometimes regarded as
perfective aspect)
=> Tenses/ keterangan waktu yang digunakan untuk menunjukkan suatu kegiatan yang sudah berlangsung (Bermakna ‘Sudah’)
Formula
Verbal
(Mengandung kata kerja)
|
Nominal
(Mengandung kata sifat)
|
S + has/ have + V3 (Participle)
|
S + HAS/ HAVE + been + Adjective
|
Example:
Saya Sudah menerbangkan layang-layang
=
I have flown my kite
|
Example:
Ani sudah cantik sejak lahir
=
Ani has been pretty since born
|
Adverbs
Just,
recently, lately, yet, still, already, before, so far, ever/ never, today, for,
since
Regular and Irregular Verbs
Regular
Verbs
Simple
Present
|
Simple
Past
|
Past
Participle
|
Accept
|
Accepted
|
Accepted
|
Achieve
|
Achieved
|
Achieved
|
Add
|
Added
|
Added
|
Admire
|
Admired
|
Admirer
|
Admit
|
Admitted
|
Admitted
|
Chew
|
Chewed
|
Chewed
|
Clap
|
Clapped
|
Clapped
|
Clean
|
Cleaned
|
Cleaned
|
Collect
|
Collected
|
Collected
|
Compare
|
Compared
|
Compared
|
Irregular
Verbs
Simple
Present
|
Simple
Past
|
Past
Participle
|
Arise
|
Arose
|
Arisen
|
Awake
|
Awoke
|
Awaken
|
Beat
|
Beat
|
Beaten
|
Buy
|
Bought
|
Bought
|
Catch
|
Caught
|
Caught
|
Choose
|
Chose
|
Chosen
|
Forget
|
Forgot
|
Forgotten
|
Fly
|
Flew
|
Flown
|
See
|
Saw
|
Seen
|
Say
|
Said
|
Said
|
Reservation Expressions
Definition
res·er·va·tion
/rezər’vāSHən/
Noun
·
The action of reserving something.
·
An arrangement whereby something, esp. a seat or
room, is booked or reserved for a particular person.
Synonyms
Reserve –
qualification – booking
MAKING
RESERVATION
|
||
I would like to reserve
|
A ticket
Business class
Day flight
|
|
Could
Can
May
|
I reserve a table for two for dinner tomorrow?
|
|
I
|
Would like
Am going
want
|
To book a single for tomorrow.
|
TAKING
RESERVATION
|
Opening conversation of
Receptionist
-
Yes. Sir/ Miss/ Ma’am can I help you?
-
Good morning. Can I help you?
-
Lestari Hotel, could I help you?
|
Hotel reservation:
-
What kind of room do you need?
-
Would you like single or double bed?
-
How long will you stay, Sir/ Ma’am?
|
Ticket reservation:
-
What ticket do you want?
-
When will you fly, Sir/ Ma’am?
-
When will you arrive?
|
Refusing reservation:
-
I’m sorry to inform you that all rooms/ seats/
tickets/ tables have been reserved
-
I’m really sorry , I’m afraid we cannot make
any reservations for you
-
All rooms/ seats/ tickets/ tables have been
reserved
|
Source: Kurniawan, Eri. (2008). Communication Builder. Jakarta: Depdiknas
MAKING
RESERVATIONS
|
HANDLING/
TAKING RESERVATIONS
|
RESTAURANT
·
I’d like to book/ reserve a table for 2 for 8
pm tonight
·
I’d like to make reservation under the name
“Elisa”
·
Can we have a non-smoking table?
|
·
How many people is the booking for?
·
Under whose name the reservation should be
made?
·
Can you spell your name?
|
HOTEL
·
I’d like to book a double room for two nights
for the next week
·
Does it include breakfast?
·
Is there a gym?
·
What time can I check in?
·
What time do I have to check out?
|
·
How long you will be staying?
·
What kind of room would you like?
|
FLIGHT
·
I’d like to a flight from Jakarta to
Yogyakarta on November 21
·
How much is the baggage allowance?
|
·
Can I have your name please?
·
Can I have your credit card number?
|
Langganan:
Postingan (Atom)