Kamis, 22 April 2010

Analisis Fukuzawa Yukichi

Fukuzawa Yukichi (1835-1901) lahir pada 10 Januari 1835 di Nakatsu, Oita Prefecture. Fukuzawa adalah tokoh yang memelopori modernisasi Jepang. Ia juga adalah pendiri dan rektor pertama Universitas Keio, Jepang. Universitas Keio (Keio Gijuku Daigaku) adalah perguruan tinggi tertua dan salah satu yang paling prestisius di Jepang. Universitas ini didirikan pada tahun 1859 sebagai perguruan tinggi swasta yang fokus pada studi Barat dan Fukuzawa mendirikan fakultas pertamanya pada tahun 1890.

Sampai saat ini nama Fukuzawa masih tetap di kenal sebagai salah satu tokoh pendidikan dunia yang berasal dari Jepang. Beliau beridealis bahwa besarnya suatu bangsa adalah karena rakyatnya pintar dan pintarnya rakyat berasal dari pendidikan. Oleh karena itu, hingga saat ini Jepang telah mampu bersaing dengan Negara-negara barat karena keunggulanya di bidang ilmu pendidikan dan teknologi.


Majunya dunia pendidikan di Jepang tidak terlepas dari peran para pemimpin yang dengan manajerial yang handal serta keteguhannya untuk merubah persepsi Negara Jepang akan teknologi dunia barat yang saat itu sudah lebih dahulu maju di banding Negara-negara Asia. Dengan semangat dan keteguhannya untuk mempertahankan idealisme, sehingga mampu membuat para muridnya dengan setia mempertahankan semangat Fukuzawa Yukichi yang hingga saat ini Negara Jepang telah berhasil menjadi salah satu Negara handal yang diakui oleh dunia dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini tidak akan tercipta tanpa adanya pola pengajaran pendidikan yang tepat.

Fukuzawa Yukichi (1835-1901) percaya bahwa perubahan paradigma pikiran baru adalah kata kunci untuk berubah dan mengubah suatu bangsa. Untuk menjadi bangsa maju, besar, dan lebih modern harus berani membuka wawasan berpikir, dan juga siap menerima ide-ide baru. Itulah yang terjadi dalam bangsa Jepang melalui pikiran-pikiran untuk mengubah peradaban Jepang yang menjadi lebih maju.

Berikut ini adalah beberapa teori peradaban yang dihasilkan oleh seorang Fukuzawa Yukichi:
  • Untuk tetap mempertahankan kemerdekaan Jepang langkah yang perlu diambil adalah Jepang harus membangun peradabannya. Pada peradaban itulah terletak kemerdekaan. Peradaban adalah kemerdekaan.
  • Peradaban meliputi pencapaian kesejahteraan material sekaligus peninggian spirit manusiawi. Karena esensi kesejahteraan dan kemajuan adalah pengetahuan dan kebajikan, peradaban berarti kemajuan pengetahuan dan kebajikan manusia. Kebajikan adalah moralitas. Pengetahuan adalah kecerdasan (intelligence).
  • Bagaimana peradaban dibangun ? Kemajuan membutuhkan kondisi sosial sebagai syaratnya. Atau sebuah “batu penjuru dan pilar-pilar utama, jaringan sosial yang tidak terlihat (intangible social network) yang membentuk masyarakat berperadaban“.
  • Orientasi menuntut ilmu yang bisa memberi manfaat sosial bukan sekedar menuntut ilmu untuk kemamkmuran pribadi semata, tetapi menuntut ilmu yang berorientasi pada kontribusi pada masyarakat (peradabannya).
  • Aspek moralitas terpenting bagi pembangunan peradaban adalah kebebasan. Kebebasan pribadi menopang kebebasan bangsa. Peradaban tidak bisa dibangun sekedar dengan mengimpor bentuk fisik peradaban.
  • Apa strategi yang bisa digunakan untuk memulai proses peradaban ? Peradaban modern dibangun di atas tiga landasan, ilmu pengetahuan, wiraswasta dan hukum. Pemerintah menelurkan hukum. Ahli ilmu (katakanlah seperti teknolog) memberi kemampuan mencipta secara fisik. Pangkalan utama untuk mengembangkan peradaban ada pada sektor swasta. Pada sektor inilah kecedekiaan berperan. Di sini jugalah terletak kelas menengah. Para cendekiwan berperan untuk memberi arah bagi peradaban.

Berdasarkan kisah tokoh pendidikan dari Jepang Fukuzawa Yukichi, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kriteria sebagai berikut:
  1. Berani untuk mempertahankan idealisme, dengan tidak berorientasi pada pribadi tetapi guna kepentingan masyarakat luas.
  2. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan dan keprofesionalan di atas para bawahannya. Karena keberhasilan proses pendidikan juga didukung oleh handalnya seorang pemimpin dalam memimpin bawahannya untuk menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
  3. Seorang pemimpin harus terus mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya, dimanapun dia berada.
  4. Seorang pemimpin harus memiliki moralitas tinggi, untuk dapat menjunjung tinggi kebaikan di atas segala-galanya, dan dapat memperlakukan bawahannya sesuai dengan kemanusiaan dan timbal balik.
  5. Sebagai pemimpin harus mampu menggerakkan, mengarahkan serta mendorong timbulnya kemauan yang kuat dari para bawahannya.
  6. Pemimpin harus mampu melakukan monitoring penyelenggaraan pendidikan secara berimbang dalam rangka pengembangan, pelayanan dan peningkatan mutu pendidikan.
  7. Mampu bersosialisasi luas dengan masyarakat sekitar.
  8. Mampu bertanggung jawab terhadap tugas dan kesempatan yang diembannya dengan sebaik-baiknya.

Dikatakan bahwa surga (Tuhan) tidak menciptakan manusia di atas atau di bawah sesama manusia. Adanya perbedaan antara yang bijaksana dan yang bodoh, antara yang kaya dan yang miskin datangnya dari masalah pendidikan (Fukuzawa Yukichi: Gakumon no Susume (Anjuran untuk Pembelajaran): 1872-1876)

0 komentar:

Posting Komentar