Kamis, 22 April 2010

Kepemimpinan Pendidikan

Pendapat Beberapa Tokoh Tentang Kepemimpinan:
  • Wirawan (2002:18), kepemimpinan sebagai proses pemimpin menciptakan visi, mempengaruhi sikap, perilaku, pendapat, nilai-nilai, norma dan sebagainya dari pengikut untuk merealisasi visi.
  • Mc. Farland, kepemimpinan sebagai suatu proses dimana pimpinan digambarkan akan memberikan perintah/ pengarahan, bimbingan/ mempengaruhi pekerjaan orang lain dalam memilih dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  • Koontz (1986:506), kepemimpinan adalah pengaruh, kiat (seni), proses mempengaruhi orang-orang sehingga mereka mau berusaha secara sepenuh hati dan antusias untuk mencapai tujuan.
  • Weber, kepemimpinan suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan kelompok itu yang merupakan tujuan bersama.
Beberapa Konsep Kepemimpinan
  • Kepemimpinan merupakan suatu kemampuan yang berupa sifat-sifat yang dibawa sejak lahir yang ada pada diri seorang pemimpin (trait within the individual leader). Jadi, seseorang dalam menjadi seorang pemimpin karena memang dilahirkan sebagai pemimpin dan bukan karena dibuat atau dididik untuk itu (leaders were borned and not made).
  • Kepemimpinan sebagai fungsi kelompok (funcion of the group), sukses tidaknya suatu kepemimpinan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan atau sifat-sifat yang ada pada seseorang,tetapi dipengaruhi oleh sifat-sifat dan ciri-ciri kelompok yang dipimpinnya.
  • Kepemimpinan sebagai suatu fungsi dari situasi (funcion ofthe situasion). Sukses tidaknya kepemimpinan ditentukan oleh situasi yang selalu berubah yang mempengaruhi perubahan dan perkembangan kehidupan kelompok yang dipimpinnya.
Tipe-tipe Kepemimpinan
Dalam upaya menggerakkan dan memotivasi orang lain agar melakukan tindakan-tindakan yang terarah pada pencapaian tujuan, seorang pemimpin melakukan dalam beberapa cara. Cara yang ia lakuakn merupakan pencerminan sikap serta gambaran tentang tipe (bentuk) kepemimpinan yang dijalankannya. Adapun gaya atau tipe kepemimpinan yang pokok atau juga disebut ekstrem ada tiga tipe atau bentuk kepemimpinan yaitu: 

Kepemimpinan Otoriter
Kepemimpinan otoriter adalah kepemimpinan yang bertindak sebagai diktor terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh, ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia menggunakan ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya. Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan dikalangan guru. Pendekatan yang sering dilakukan adalah pendekatan Intruksi / be strong, dengan taktik permintaan :
  • Taktik Menekan ( Pressure tactics ) Pemimpin menggunakan permintaan, ancaman, seringnya pemeriksaan, atau peringatan-peringatan terus menerus untuk mempengaruhi target melakukan apa yang ia inginkan.
  • Taktik Mengesahkan ( legitimating tactics ) Mencoba untuk menetapkan validitas sebuah permintaan dengan menyatakan kewenangan atau hak untuk membuatnya atau dengan membuktikan bahwa hal itu adalah konsisten dengan kebijakan, peraturan, praktik, atau tradisi organisasi. Contoh : memberi bukti precedence / hak lebih tinggi sebelumnya bahwa permintaan tersebut telah disetujui manajemen tingkat yang lebih tinggi. Keabsahan dari permintaan terkadang dibuktikan oleh dokumen-dokumen seperti peraturan-peraturan tertulis, kebijakan-kebijakan, anggaran dasar,kontrak, rencana-rencana, atau deskripsi tugas.
  • Taktik koalisi ( Coalition tactic ) Mencari bantuan dari orang lain untuk mempersuasi / meyakinkan target agar melakukan sesuatu atau menggunakan dukungan orang lain sebagai suatu alasan bagi target untuk menyetujuinya.
Kepemimpinan Laissez Faire
Bentuk kepemimpinan ini merupakan kebalikan dari kepemimpinan otoriter. Yang mana kepemimpinan laissez faire menitik beratkan kepada kebebasan bawahan untuk melakukan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Pemimpin lasses faire banyak memberikan kebebasan kepada personil untuk menentukan sendiri kebijaksanaan dalam melaksanakan tugas, tidak ada pengawasan dan sedikit sekali memberikan pengarahan kepada personilnya.
Kepemimpinan Laissez Faire tidak dapat diterapkan secara resmi di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez faire dapat mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan kerja simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.
Pendekatan dan taktik permintaan
Pendekatan yang sering dilakukan adalah pendekatan Delegasi / otonomi, dengan taktik permintaan :
  • Taktik Pertukaran ( Exchange tactic ) Menawarkan suatu pertukaran budi baik ( favors ), memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti atau menjanjikan bagian dari manfaat bila target membantu pencapaian tugas.
Kepemimpinan Demokratis
Bentuk kepemimpinan demokratis menempatkan manusia atau personilnya sebagai faktor utama dan terpenting. Hubungan antara pemimpin dan orang-orang yang dipimpin atau bawahannya diwujudkan dalam bentuk human relationship atas dasar prinsip saling harga-menghargai dan hormat-menghormati.
Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan perkembangan organisasi pendidikan.
Pendekatan yang sering dilakukan adalah pendekatan Partisipasi, dengan taktik permintaan :
  • Taktik Inspirasional ( Inspiration tactic ) Membuat sebuah usulan atau permintaan yang membangunkan antusiasme pada target dengan menunjuk kepada nilai-nilai, ideal, dan aspirasi target atau dengan meningkatkan rasa percaya diri dari target.
  • Taktik Konsultasi ( Consultation tactic ) Mencari partisipasi target dalam merencanakan sebuah strategi, aktifitas atau perubahan yang untuk itu dukungan dan bantuan target diinginkan atau ia bersedia memodifikasi sebuah usulan untuk menanggapi perhatian dan saran dari target.
  • Taktik Pertukaran ( Exchange tactic ) Menawarkan suatu pertukaran budi baik ( favors ), memberi indikasi kesediaan untuk membalasnya pada suatu saat nanti atau menjanjikan bagian dari manfaat bila target membantu pencapaian tugas.
Dampak yang ditimbulkan terhadap yang dipimpin adalah :
Adanya perasaan diakui / kepercayaan, keputusan bersifat obyektif, keputusan bersama, adanya rasa kekeluargaan dan persatuan, adanya penghargaan lain berupa motifasi terhadap semangat dan daya kerjanya

0 komentar:

Posting Komentar