Minggu, 13 Januari 2013

Language Acquisition


Bahasa pada dasarnya merupakan milik manusia. Walaupun mahluk lainpun selain manusia, misal binatang seperti kucing, berkomunikasi antar sesamanya, namun bentuk komunikasi tersebut tidak bisa disebut sebagai bahasa.


Bahasa dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu bahasa verbal, bahasa tulisan, dan bahasa tubuh (gesture). Manusia menggunakan bahasa sebagai bentuk komunikasi baik dalam bentuk verbal ataupun tulisan. Biasanya, bahasa tulisan digunakan untuk merekam suatu jejak sejarah dan dapat digunakan sebagai media penyampaian suatu peradaban dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Bahasa adalah sesuatu yang kompleks, yang terbentuk dari suatu sistem suara yang memungkinkan terjadinya pembeda antar satu lambang bunyi sehingga menciptakan kata yang berbeda dengan makna yang berbeda pula.

Dengan bahasa, memungkinkan bagi kita untuk menyampaikan pemikiran, mendeskripsikan suatu kejadian, menceritakan suatu cerita, menyampaikan pidato, dan beragam jenis aktivitas lainnya, yang merupakan salah satu ciri dari manusia untuk hidup bersosialisasi antar sesama. Dengan kata lain, bahasa adalah salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Apa itu Pemerolehan Bahasa (language acquisition)?


Dalam buku language acquisition (kaswan,2010) disebutkan, “language acquisition is the process by which humans are acquire the capacity to perceive, produce and use words to understand and communicate.” Pemerolehan bahasa adalah sebuah prsoses dimana manusia memperoleh kemampuan untuk menyadari, menghasilkan, dan menggunakan kata-kata yang bisa dipahami dan digunakan sebagai bentuk komunikasi. Jadi dapat dikatakan bahwa pemerolehan bahasa adalah usaha sadar ataupun tanpa disadari dalam menghasilkan suatu unsur suara dalam bentuk kata-kata yang dapat dipahami/ bermakna yang digunakan untuk berkomunikasi.


Kemampuan untuk memperoleh dan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi adalah suatu aspek pembeda manusia dari mahluk hidup lainnya. Karena seperti disebutkan di atas, walaupun binatang berkomunikasi, namun mereka hanya mampu menggunakan bahasa dalam rentang terbatas, baik dari struktur sintaksis, kosakata, dan hanya bahasa mereka terbatas hanya untuk sesama spesies.


Proses Pemerolehan Bahasa


Apakah bayi berbicara untuk menyampaikan rasa laparnya? Hakikatnya, bayi yang baru lahir tidak dilahirkan dalam keadaan bisa berbicara atau berbahasa. Namun, mereka tetap malakukan komunikasi, tapi bentuk komunikasi yang mereka gunakan adalah salah satu bentuk suara untuk menyampaikan maksud ataupun keinginan/ hasrat mereka pada orang lain, seperti menangis, mimik wajah, gerak badan, ataupun lainnya, dan itu semua bukanlah dikatakan sebagai bentuk bahasa.


Bayi yang baru lahir haruslah dibiasakan dengan suara karena itu akan sangat berpengaruh pada proses pemerolehan bahasa mereka. Bukankah ada banyak kasus di dunia, dimana seorang anak yang tidak dibiasakan dengan bentuk bunyi atau suara dari bahasa manusia, contoh; anak yang tumbuh dan dibesarkan oleh binatang anjing, pada akhirnya anak tersebut tidak dapat berbicara seperti layaknya manusia normal, dan malah berkomunikasi dengan bentuk komunikasi yang sama dilakukan oleh para anjing yang hidup disekitarnya. Atau ada anak yang tidak bisa berbicara karena dalam proses perkembangannya, anak tersebut diisolir oleh orang tuanya dengan tidak diajak berkomunikasi selama proses pertumbuhan anak tersebut dan malah dibiarkan tinggal dalam lingkungan/ rumah yang dipenuhi banyak burung, lalu suara yang biasa didengark oleh anak tersebut hanyalah kicauan burung-burung. Dan pada akhirnya, anak tersebut tidak dapat berkomunikasi/ berbahasa manusia secara normal dan malah mampu berkomunikasi seperti layaknya burung yang bercicit.


Dua kasus di atas membuktikan, bahwa bahasa tidak didapatkan secara tiba-tiba tapi memerlukan suatu proses, pembiasaan, dan berlangsung secara terus-menerus. Manusia yang terbiasa dari lahir mendengar bentuk bunyi bahasa, lambat laun akan mampu berkomunikasi menggunakan bahasa yang biasa mereka dengar dari lingkungan tempatnya tumbuh. Itulah alasan mengapa seorang anak yang tumbuh dan besar di suatu tempat dapat menguasai suatu bahasa, misal bahasa Inggris, tanpa harus diajari bahasa tersebut secara formal. Hal itu terjadi karena bahasa tersebut biasa dia dengarkan dari lingkungannya tempatnya tumbuh.


Dalam proses pemerolehan bahasa, seseorang harus memiliki keseimbangan yang baik antara indera pendengaran (telinga), pengelihatan (mata), dan juga indera pengucapnya (mulut/ lidah). Bayi yang baru lahir tidak dapat berbicara, namun dengan cepat mereka dapat belajar berbicara, hal ini terjadi karena adanya koordinasi antar indera mereka, dengan mendengar beragam bentuk bunyi dan bahasa juga mata mereka yang melihat segala bentuk gerak, sehingga otak mereka tanpa disadari merekam semua bentuk bunyi dan gerak, sehingga menghasilkan asumsi yang terekam dalam otak, dan selanjutnya proses peniruan (imitation) menggunakan indera pengucap mereka, dan hal ini berlangsung secara konstant dan terus-menerus. Maka tak heran dari beberapa bulan kelahiran mereka, bayi dapat menghasilkan suatu bentuk bahasa walaupun dalam bentuk yang masih sangat sederhana, seperti pa,pa,ma,ma. Dan biasanya satu kata yang diucapkan oleh seorang bayi untuk pertama kalinya adalah bentuk kata-kata yang biasanya diucapkan oleh orangtuanya atau kata yang sering didengar oleh bayi tersebut.


Perkembangan bahasa pada seseorang sangat dipengaruhi oleh pengalaman (experience) dan interaksi (interaction) dengan lingkungannya. Dengan kata lain, tingkat kognisi dan aktivitas sosial. Secara cepat bahasa yang dimiliki seorang anak akan berkembang dan berubah sesuai dengan pertambahan usia dan pola yang dialami mereka. Bermain adalah salah satu cara bagi mereka untuk mengembangkan kemampuan bahasanya. Dengan berinteraksi dalam suatu permainan dengan sesama temannya, mereka dapat menemukan beragam kosakata baru yang akan menunjang kemampuan perkembangan bahasanya. Oleh karena itu, lingkungan dan pola pertemanan yang baik juga pola asuh yan tepat akan sangat berpengaruh pada kemampuan berbahasa mereka. Anak yang terlahir dan berkembang dilingkungan jalanan, akan terbiasa menggunakan bahasa-bahasa yang kasar dan tidak formal. Anak yang biasa mendengar bahasa dan kosakata formal, cenderung akan menggunakan bahasa yang formal pula ketika mereka dewasa. Jadi lingkungan merupakan salah satu pemegang peranan penting dalam perkembangan pemerolehan bahasa.


Pada masa perkembangan anak, orang tua harus sering mendengarkan segala celoteh yang mereka sampaikan. Membuat anak merasa nyaman untuk menyampaikan apa yang mereka pikirkan, inginkan, dll merupakan salah satu proses dalam mendukung perkembangan bahasa mereka, karena pada dasarnya anak belajar berbahasa melalui berbicara.

Anak belajar melalui berbicara

0 komentar:

Posting Komentar